Selasa, 10 Februari 2009

Psikologi Drama

PSIKOLOGI

Dalam dunia drama diperlukan banyak wawasan dari berbagai aspek kehidupan. Hal ini sangat dibutuhkan untuk mendukung sebuah pementasan agar mencapai hasil yang maksimal dalam memvisualkan cerita, menyampaikan isi dan menjalankan misi, tentunya membuat pementasan nampak natural seperti aslinya. Drama tidaklah lepas dari lakon/penokohan/ karakter dan hal ini salah satu poin penting karena drama merupakan bentuk atau gambaran dari berbagai konflik kehidupan, dimana aktornya adalah manusia atau bahkan hewan dan tumbuhan yang mempunyai karakter/ perilaku yang beragam. Maka dari itu actor/ artis perlu mempunyai suatu wawasan yang yang berhubungan dengan hal tersebut, dan ilmu yang mengupas tentang itu adalah psikologi. Seperti yang kita ketahui secara singkat bahwa psikologi Adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Karena mayoritas drama menokohkan manusia maka, kita akan membahas tentang psikologi manusia.

Kita akan memulai dari pemahaman tentang jiwa. Banyak sekali persepsi mengenai pengertian jiwa, mulai dari definisi jiwa adalah nyawa, gabungan ruh dan jasad, jiwa adalah perasaan, atau jiwa adalah karakter dan lain sebagainya. Namun bila disimpulkan secara induktif pengertian jiwa adalah kekuatan yang menjadi penggerak manusia. Jika dijabarkan sedikit lebih luas maka, jiwa adalah:

1. Kekuatan yang menyebabkan hidupnya manusia

2. Menyebabkan manusia dapat berpikir, berperasaan dan berkehendak

3. Menyebabkan orang mengerti atau sadar akan segala geraknya

Di dalam jiwa itu sendiri ada beberapa unsur yang meliputi:

1. Kesadaran

2. Aktivitas (motorik, kognitif, emosional)

3. Perilaku (refleksi dan non-refleksi)

Hal tersebut di atas akan dibahas dalam ilmu jiwa atau yang biasa disebut psikologi.

Pertama kita akan membahas lebih jauh tentang kesadaran. Kesadaran memiliki tingkatan, yaitu:

Tingkat Kesadaran :

1. Kesadaran

Kesadaran yang kita miliki ketika kita terjaga merupakan bagian terkecil saja dari kehidupan psikis

2. Setengah sadar

Memberikan petunjuk tentang ketidaksadaran, pikiran dan tindakan yang muncul di situ. Misalnya saat kita bermimpi

3. Ketidaksadaran

Mencakup keinginan/harapan dan kecemasan; ia tersembunyi dan tidak dapat kita raih. Di sini terdapat kekuatan-kekuatan besar yang mendorong pribadi untuk maju.

Selanjutnya adalah tentang aktivitas. Aktivitas ada 3 macam, yaitu;

1. Motorik : Aktivitas tubuh/ jasad

2. Kognitif : Aktivitas yang berhubungan dengan mental. Misalnya pengenalan

3. Emosional : Aktivitas perasaan

Dan yang terakhir adalah tentang perilaku. Perilaku dibagi menjadi 2 macam, yaitu:

1. Refleksi : adalah perilaku yang digerakkan secara spontan, jadi respon langsung timbul begitu menerima stimulus dan tidak dikendalikan oleh otak, mis; kaget atau menarik tangan bila terasa panas karena berada di dekat api

2. Non-refleksi : adalah perilaku yang dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran atau otak.

Telaah psikologi bagi actor, berpengaruh besar dalam menganalisis sebuah scenario yang syarat dengan urusan dramaturgi seperti tema, setting, karakteristik tokoh, tensi dramatic, plot, bahasa dan genre. Actor harus memanfaatkan kelebihan psikologi sebagai jalan merancang gaya pemeranannya (acting style). Selain itu, psikologi bisa merangsang pengayaan wawasan dan kemampuan acting para actor dalam bermain maupun mengapresiasi film atau pertunjukan teater yang memang syarat bermuatan psikologi juga secara spesifik mengupas tentang bagaimana menganalisis karakteristik dan tingkah laku tokoh cerita melalui dua pendekatan, yakni pendekatan fungsi jiwa dan pendekatan kepribadian.

Fungsi Jiwa

Jiwa memiliki komponen yang mampu melaksanakan fungsinya sendiri-sendiri dalam kesatuannya. Raga manusia terdiri dari mata untuk melihat, tangan untuk meraba, telinga untuk mendengar, lidah untuk mengecap dan hidung untuk mencium. Fungsi jiwa dari manusia, terdapat fungsi rasa (emosi dan feeling) yang terdiri dari persepsi, motivasi, emosi, belajar, berpikir, bayangan, fantasi, ingatan dan intelegensi. Fungsi-fungsi tersebut menentukan terbentuknya tingkah laku bahkan pola tingkah laku seseorang.

1. Persepsi

Adalah proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut sensoris kemudian diteruskan dan proses selanjutnya merupakan persepsi. Faktornya ada 3 yaitu; objek, alat indera(ditambah syaraf, pusat susunan syaraf), dan perhatian. Dalam memberikan interpretasi atau dalam mengartikan stimulus itu individu kadang-kadang mengalami kesalahan. Kesalahan dalam memberikan arti terhadap stimulus yang diterima disebut illusi.

2. Motivasi

Kekuatan yang mendorong timbulnya suatu tindakan. Motivasi mempunyai 3 aspek, yaitu (1) keadaan terdorong karena kebutuhan misalnya kebutuhan (driving state) jasmani, keadaan lingkungan, keadaan mental seperti berpikir dan ingatan; (2)perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan itu(instrumental behavior); (3) tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut (goal). Jenis motivasi ada 2, yaitu (1) motivasi fisiologis, yang berhubungan dengan keadaan jasmani seperti makan, minum dan lain sebagainya (2) motivasi sosial, yang berhubungan dengan perilaku atau perbuatan manusia seperti prestasi, afiliasi/ berinteraksi dengan orang lain dan kekuasaan.

3. Perasaan dan Emosi

Adalah luapan perasaan/suasana hati yang dikeluarkan misalnya sedih, senang, takut, marah ataupun gejala-gejala setelah kita melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu. Dalam arti lain perasaan dan emosi disifatkan sebagai suatu keadaan kejiwaan pada organisme atau individu sebagai akibat adanya peristiwa atau persepsi yang dialami.

4. Belajar

Adalah suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progesif dan membuat perubahan perilaku, perubahan yang actual atau potensial, relative permanent. Belajar juga bisa disebut latihan dan proses kehidupan yang disebut sebagai pengalaman yang akan menghasilkan sebuah perubahan.

5. Berpikir

Aktivitas mental, aktivitas kognitif yang berujud mengolah atau memanipulasi informasi dari lingkungan dengan symbol-simbol atau materi-materi yang disimpan dalam ingatan khususnya yang ada dalam long term memory. Secara fungsional berpikir merupakan penguatan antara stimulus dan respons. Singkatnya, berpikir adalah kemampuan untuk membentuk sebuah konsep.

6. Bayangan

Menanggap kembali hal-hal yang telah diamati. Bayangan yang sangat terang, sangat jelas seperti menghadapi objeknya sendiri disebut bayangan eidetic. Selain bayangan eidetic juga terdapat bayangan pengiring, yaitu bayangan yang timbul mengiringi proses persepsi setelah persepsi itu berakhir dalam waktu yang sebentar saja. Antara bayangan eidetic (tanggapan atas persepsi) dan persepsi (yang membutuhkan objek nyata melalui penginderaan) sangatlah berbeda. Apabila orang tidak dapat membedakan antara bayangan eidetic dengan persepsi maka orang akan mengalami halusinasi. Dalam buku pengantar psikologi, halusinasi adalah perasaan seakan-akan menerima sesuatu stimulus yang sebenarnya secara objektif stimulus tersebut tidak ada.

7. Fantasi

Adalah kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan-tanggapan atau bayangan- bayangan baru. Fantasi dapat terjadi secara disadari, individu benar-benar menyadari akan fantasinya seperti pelukis yang sedang melukis atau pemahat yang sedang membuat arca. Fantasi juga dapat terjadi tanpa disadari, jadi individu tidak secara sadar telah dituntun oleh fantasinya seperti anak-anak yang bercerita yang tidak sesuai dengan kenyataannya sekalipun tidak ada maksud untuk berbohong. Fantasi dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

- Fantasi yang menciptakan; menciptakan sesuatu

- Fantasi yang dituntun atau dipimpin; dituntun oleh pihak lain

- Fantasi yang abstraksi; mengabstrasikan beberapa bagian

- Fantasi yang mendeterminasi; mendetermasi terlebih dahulu

- Fantasi yang mengombinasi megombinasikan bayangan/pengertian

8. Ingatan

Hubungan antara pengalaman dengan masa lampau. Ingatan merupakan kemampuan psikis untuk memasukkan, menyimpan, dan menimbulkan kembali hal-hal yang lampau. Berbicara mengenai ingatan sebenarnya juga berbicara mengenai kelupaan. Sebab timbulnya kelupaan ada 3 yaitu (1) factor fisiologis (mis: terserang gangguan amnesia, dan laing sebagainya), (2) factor umur, penelitian Ebbinghaus dan boreas menunjukkan bahwa kekuatan ingatan manusia itu makin lama makin berkurang hingga pada akhirnya mengalami kelupaan, dan (3) jarang ditimbulkan, maksudnya materi yang disimpan dalam ingatan itu tidak sering ditimbulkan kembali dalam alam sadar.

9. Intelegensi

Intelegensi adalah kemampuan untuk mengorganisasikan, menghubungkan atau menyatukan satu dengan yang lain. Dalam arti kata lain, intelegensi juga berarti daya penyesuaian diri terhadap keadaan baru atau masalah yang dihadapinya dengan alat-alat berpikir menurut tujuannya (stern, 1953). Tokoh lai mengartikan intelegensi adalah kemampuan membedakan yang berkaitan dengan hal-hal yang kongkrit, dan kemampuan yang berkaitan dengan hal-hal yang abstrak (Terman. Harriman, 1958).

Tipologi Kepribadian

Tipologi berdasarkan kosmologi Empedokles meyakini alam semesta didukung oleh 4 unsur yakni tanah (kering), air (basah), api (panas) dan udara (dingin), maka Hippocrates menyatakan bahwa unsure dan sifat itu ada juga pada manusia. Unsure-unsurnya adalah cairan chole (kering), cairan melanchole (basah), cairan phlegmatic (dingin), cairan sanguis (panas).

Kemudian pemikiran ini dikembangkan oleh Galenus, yang antara lain menyatakan bahwa di antara cairan-cairan ini ada yang dominant dan menentukan type dari individu yang bersangkutan. Sifat-sifat psikis yang bersumber dari fisik ini disebut temperamen.

Maka lahirlah tipologi dari Hippocrates-Galenus (konstitusi psikis) yang terdiri dari:

1. Koleris

2. Melankolis

3. Flegmatis

4. Sanguis

Dan dari konstitusi fisik terdiri dari:

1. Piknik

2. Leptosom

3. Atletik

4. dan Displastis

Dari kedua konstitusi tersebut dapat ditabelkan sebagai berikut:

  1. Konstitusi psikis:

No

Konstitusi Psikis

Sifat

1

Koleris

Optimistik, Bersemangat, daya juang kuat, mudah meluap perasaannya, tindakannya cepat tapi tidak stabil, berbasa-basi, berpakaian rapi hanya sebatas butuh pengakuan.

2

Melankolis

Pesimistik, mudah kecewa, daya juang lemah, egois, selalu curiga terhadap orang lain, kurang percaya, dan tidak mudah membuat janji.

3

Flegmatis

Tenang,tekun, lambat panas, tidak gampang terpengaruh, cenderung setia pada apa yang dicintainya, penyabar, apatis terhadap lingkungan sosialnya.

4

Sanguis

Hidup, ramah, supel, cepat ertindak dan berhenti, mudah menerima kesan, mudah ganti haluan, sering janji tapi tak ditepati, suka menolong orang lain, bukan tipe penakut.

NB: Setiap karakter/ pribadi terkadang dan seringkali gabungan dari beberapa konstitusi Psikis.

  1. Konstitusi fisik:

No

Tipe

Konstitusi Fisik

Temperamen

1

Piknik

Pendek gemuk, leher pendek dan kuat, banyak lemak hingga tulang-tulangnya tidak nampak

Mudah kontak, ramah, menyenangkan dalam bergaul, mudah merasakan seka duka orang lain, suka meluci, komedis

2

Leptosom

Tinggi, langsing, muka bulat telur, perut kecil, bahu sempit, tulangnya nampak

Tenang dan pendiam tapi dalam dunia dalamnya bergolak, susah kontak, menyendiri, terkadang melankolis.

3

Atletik

Badan kokoh, bahu lebar, kuat, kepala dan leher tegak, lebih pendek dari leptosom dengan urat-urat yang menonjol

Lebih cenderung optimis, daya juang tinggi, perasaannya sukar digerakkan, kurang peka, hampir seperti flegmatis.

4

Displatis

Memiliki tubuh tidak umum (abnormal), kerdil atau memiliki badan besar abnormal

Cenderung flegmatis, tenang, tekun, lambat, tidak gampang terpengaruh.

Tidak ada komentar: